Menurut studi yang belum lama ini dilakukan, beberapa virus ternyata dapat digunakan untuk menghilangkan dan mengobati jerawat. Para peneliti telah mengisolasi dan mempelajari genom 11 virus, yang kemudian diketahui sebagai fag (virus penyerang) yang dapat menginfeksi dan membunuh bakteri penyebab jerawat.
Penemuan ini berpotensi membuka jalan bagi terapi-terapi penghilang jerawat yang menggunakan virus atau produk-produk viral untuk merawat kondisi kulit. Seperti berjerawat dan berminyak.
"Terdapat dua potensi yang dapat mengarahkan kami agar dapat terus mengeksplorasi penelitian ini," kata doktor Graham Hatfull dari University of Pittsburgh AS, dikutip dari Daily Mail.
Kemungkinan pertama adalah dengan menggunakan fag secara langsung sebagai terapi menghilangkan jerawat. Lalu, kemungkinan kedua adalah kesempatan untuk menggunakan suatu komponen yang juga berasal dari fag untuk terapi jerawat.
Bakteria propionibacterium acnes sebenarnya adalah bakteri yang normal hinggap di kulit manusia. Namun, angkanya terus meningkat secara substansial saat memasuki masa pubertas, dan memunculkan respon peradangan kulit yang dapat menyebabkan jerawat.
Meskipun antibiotik secara efektif dapat mengobati jerawat, salah satu zat antibiotic-resistant dapat memperburuk jerawat serta menyebabkan kulit membutuhkan terapi yang lebih intensif. Dokter Hatfull dan koleganya di University of Pittsburgh bersama dengan para peneliti dari University of California, Los Angeles, telah mengisolasi fag dan bakteri P. acnes dari para relawan yang memiliki jerawat dan tidak berjerawat, kemudian merunutkan genom fag.
Semua fag membawa gen yang membuat protein disebut endolysin, enzim lalu diperkirakan memecah dinding sel bakteri dan membunuh bakteri. Doktor Hatfull mengatakan, enzim seperti ini digunakan dalam aplikasi lain. Ia menunjukkan bahwa endolysin dari fag kemungkinan dapat juga digunakan pada terapi anti-jerawat topikal.
"Penemuan ini telah memberi kita informasi yang sangat berguna tentang keragaman yang mengatur enzim dan membantu membuka jalan untuk berpikir tentang aplikasi yang potensial," ujar Dr Hatfull.
Ia mengatakan, penelitian fag di masa depan akan mengeksplor lebih banyak lagi mengenai bagaimana dapat digunakan dalam terapi. Fag seperti ini juga dapat berguna, seperti gen dan enzim, yang dapat digunakan untuk memanipulasi dan memahami bakteri yang terinfeksi. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar