Berdasar survei, Match.com menemukan dalam lima tahun terakhir, hanya sekitar 3 persen responden yang melakukan kencan buta. Sementara 62 persen memilih mengenal karakter kencan mereka sebelum kencan. Isi kencan buta biasanya percakapan ringan untuk saling mengetahui latar belakang satu sama lain.
Mereka yang berusia lebih muda, 18-24 tahun, jumlahnya bahkan melonjak sampai 71 persen. Para lajang seringkali menggunakan teknologi untuk mengorek informasi tentang incaran mereka. Sedangkan 36 persen mengaku kencan via internet.
Survei membuktikan, kekayaan atau wajah tampan bukan hal yang penting. Namun, rasa humor, kecocokan. kecerdasan dan nilai-nilai yang sama adalah hal-hal penting yang dicari lewat internet.
Rupanya tren ini tak hanya terjadi pada mereka yang berusia muda. Sebanyak 29 persen orang yang berusia 55 tahun mengatakan mereka melakoni kencan buta di masa lalu dan ikut merasakan kencan 'modern' beberapa tahun terakhir.
Mereka yang ingin mengecek calon kencan, sebagian besar mengumpulkan informasi lewat Facebook. Sebanyak 30 persen menggunakan Google dan 20 persen menggunakan Twitter. Alasan lainnya adalah meneliti calon kencan agar percakapan menyenangkan.
Pakar hubungan di Match.com Kate Taylor mengatakan, "Teknologi mengubah cara kita saat ini. Dengan begitu banyak informasi tentang calon mitra yang tepat di ujung jari kita, mencari profil dalam jaringan sosial bisa dimengerti bila kita benar benar tak ingin membuatnya berharap," ujarnya seperti dikutip Female First. (eh)
sumber : vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar